HaraJawa - Bisa dikatakan, kita beruntung tinggal di
Indonesia. Di negara yang meninggikan jenis kelamin tertentu, ada banyak
hal menyakitkan yang harus dilalui wanita. Di Vietnam misalnya, para
orang tua lebih menyukai anak laki-laki, sehingga wanita yang mengandung
bayi perempuan terpaksa melakukan aborsi. Inilah salah satu cerita
memilukan seorang wanita dari Vietnam.
Aku menderita karena melakukan aborsi
Dilansir Ucanews,
wanita Vietnam bernama Hoai Anh, 37 tahun. bercerita bahwa dia
melakukan aborsi saat kehamilannya mencapai usia 14 minggu. Saat itu,
hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa Hoai Anh mengandung bayi
perempuan. “Saya sangat menderita karena nyawa anak saya hilang. Jika
orang tua saya dulu melakukan aborsi karena jenis kelamin, saya tidak
akan pernah ada,” ujarnya sambil menangis.
Hoai Anh tampak sangat
pucat dan kurus, dia mengaku kehilangan berat badan hingga 5 kg sejak
melakukan aborsi. Apa yang dilakukan Hoai Anh bukan tanpa alasan. Dalam
masyarakat Vietnam, anak laki-laki akan menjadi ahli waris dan menjadi
penjaga orang tua saat mereka sudah lanjut usia. Hal inilah yang membuat
kedudukan laki-laki lebih tinggi dan lebih disukai. Sehingga dalam satu
keluarga, diharapkan ada bayi laki-laki yang dilahirkan.
Suami
Hoai Anh adalah petinggi Partai Komunis, sehingga mereka tidak dapat
melawan aturan 2 anak dalam satu keluarga. Hoai Anh dan suaminya telah
memiliki satu anak perempuan berusia 9 tahun. Secara otomatis, mereka
tidak bisa lagi memiliki anak perempuan dan harus memiliki anak
laki-laki.
Lahirkan bayi laki-laki, atau biarkan suamimu dengan wanita lain!
Tekanan
yang dialami Hoai Anh semakin berat saat mertuanya semakin mendesak
untuk memiliki cucu laki-laki. “Kamu harus memiliki anak laki-laki, atau
biarkan suamimu mencari wanita lain untuk melahirkan bayi laki-laki,”
ujar Hoai Anh mengutip perkataan mertuanya. Sama seperti wanita lain di
Vietnam, Hoai Anh tidak punya kebebasan. Hal ini juga yang menyebabkan
keseimbangan jenis kelamin anak laki-laki dan anak perempuan di Vietnam
tidak seimbang.
Walaupun pemerintah sudah melarang praktik
pemilihan jenis kelamin, dan memberi beasiswa untuk pasangan yang
memiliki anak perempuan, tetap saja masyarakat Vietnam lebih
mengharapkan anak laki-laki dengan cara apapun.
Bagaimana tanggapan sahabat ?
0 komentar:
Posting Komentar