Sabtu, 13 April 2013

11 Tahun Menyantap Mie Instan, Gadis Ini Didiagnosa Mengidap Leukimia


HaraJawa - Sebagian orang berpendapat bahwa terlalu banyak makan mie instan akan kurang baik bagi kesehatan. Namun sebaliknya dengan Georgi Readman, gadis berusia 18 tahun ini justru takut dengan makanan-makanan lain dan malah mengkonsumsi mie instan selama 11 tahun.

Setiap tahun, gadis yang berasal dari Island of Wight, Inggris ini bisa menghabiskan mie instan sepanjang 30 mil. Kesukaan pada mie instan dimulai sejak berusia 5 tahun saat ia menyaksikan kakak laki-lakinya menyantapnya di rumah. Namun baru pada usia 8 tahun, Georgi benar-benar mengganti menu makannya dengan mie instan setelah ia menderita keracunan makanan.

Sejak saat itu, dia tidak mau makan buah-buahan atau sayuran. Setiap hari, dia menyantap mie instan. Hanya kadang-kadang saja dia mengganti menu tersebut dengan beberapa potong kentang atau daging ayam. Setiap kali berbelanja, ibunya pasti membeli 11 bungkus mie instan bermerek M Savers. Karena hanya itu satu-satunya merek yang ia percayai untuk disantap anak perempuannya. Jika terpaksa harus membeli merek lain, ia pasti akan menyaring mie instan tersebut hingga bersih.

 
“Aku selalu suka makan mie instan dan sanggup menyantapnya 2 bungkus sekaligus. Bahkan aku juga pernah memakannya dalam keadaan mentah dan tidak dimasak.”

Georgi mengaku jika ia akan panik dan berkeringat setiap kali harus menelan buah-buahan atau sayuran. Para dokter mendiagnosis kebiasaan Georgi sebagai Selective Eating Disorder (SED), yang berarti bahwa gadis ini tak bisa menyantap makanan lain kecuali yang sudah dianggap nyaman baginya.

Proses seleksi tersebut terjadi karena dia takut dengan risiko keracunan makanan. Namun adakah dampak dari kebiasaan aneh gadis tersebut? Pastinya ada, sebab Georgi telah didiagonsa kekurangan nutrisi dan diperkirakan mengalami gejala leukimia. Kondisi tubuhnya pun setara dengan perempuan berusia 80 tahun.

Sistem kekebalan tubuhnya menurun drastis dan dia kekurangan banyak energi. Gadis ini pun mengakui keluhan-keluhan di tubuhnya. Sebenarnya, dia juga berharap bisa menyantap makanan lain selain mie instan. Selain itu, dia ingin hidup normal dengan menambah berat badan dan bergaul bersama teman-temannya tanpa tatapan aneh.

Setelah berkali-kali menjalani pemeriksaan, Georgi harus menjalani terapi untuk menghilangkan kebiasaan ini. Beberapa tahun ini, SED memang menjangkiti sebagian remaja. Kebanyakan mereka beralih pada junk food seperti pizza atau kentang goreng.

Padahal, kebiasaan ini bisa berakibat pada anemia dan kekurangan nutrisi seperti vitamin, kalsium dan zat besi. Rata-rata pengidap SED hanya memakan 10 tipe makanan. Namun cukup jarang untuk kasus ekstrim yang dialami oleh Georgi.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar