Hehehe... wah gak disangka, ada juga yang tertarik mengunjungi halaman ini. Hmm... oke langsung saja nama saya Ma'ruf Ridho'i, biasa dipanggil Ma'ruf.
Saat ini saya bekerja di salah satu Lembaga Nirbala di kota Tulungagung. Saya sangat menyukai kegiatan hiking dan travelling, walaupun travelling sudah jarang saya lakukan lagi karena berkaitan dengan masalah dompet yang ... Hmm...
Saya orangnya sederhana, santai, pendiam, malu-malu, namun begitu menarik (kata emak
saya).
Apa lagi ya?? oh iya saya suka makan
makanan yang pedas, kadang saking banyaknya sambal yang
saya makan badan saya sampai gemetar karena pedasnya, tapi saya sangat
menikmatinya.
Selain itu saya punya garis simian pada kedua telapak tangan saya, kadang-kadang saya merasa tegang, cemas
dan merasa puas dengan kehidupan dan saya tidak tahu mengapa . Saya tidak begitu suka membaca, menggambar,
menulis (Hehe... dasar pemalas).
Tapi tentu saja, itu tidak berarti saya tidak mencintai negara saya sendiri,
saya cinta Indonesia kok , dan untuk Jepang, saya menganggap itu
sebagai negara kedua saya.
Oh iya sedikit membicarakan blog
jelek ini, ada yang tau kenapa ini blog saya namakan HaraJawa? Yang pengen tau
langsung aja ke sini…!!!
Blog ini akan lebih banyak berbicara tentang masa-masa kecil saya atau masa anak-anak di era 90 an, masa-masa masih banyak sekali film kartun pada hari minggu, masa-masa belum ada anak ALAY.
Blog ini akan lebih banyak berbicara tentang masa-masa kecil saya atau masa anak-anak di era 90 an, masa-masa masih banyak sekali film kartun pada hari minggu, masa-masa belum ada anak ALAY.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan, fasilitas yang
tidak memadai, serta sulitnya akses hiburan menjadikan saya salah satu orang
yang paling bersyukur bisa merasakan era 90an. Faktor-faktor tadi bisa jadi
menyulitkan, namun dibalik proses menanggulangi kesulitan itulah tercipta
sebuah kejadian-kejadian unik yang layak untuk dikenang.
Coba bayangkan, untuk menonton acara televisi
favorit pada masa itu seperti Ksatria Baja Hitam, Dragon Ball atau Ultramen
saja saya harus pergi ke kampung sebelah dan merelakan diri berdesak-desakkan
demi menyaksikan program televisi itu. Untung kalau datangnya paling cepet bisa
paling depan lihatnya, nah kalo paling buncit terpaksa harus olahraga sepanjang
acara karena harus diselingi dengan lompat-lompat.
Permainan pun juga tak seperti saat ini. Dulu
kami harus memutar otak bagaimana agar bisa bersenang-senang tanpa merogoh
kocek. Maka jangan heran kalau petak umpet, main layang-layang, main kelereng,
atau Engklek jadi pilihan, cukup cari batu “kereweng” atau sekedar ngumpet di
semak-semak sampai pohon jambu.
Benar kata orang bijak, “Kebahagiaan itu muncul
dari kesederhanaan”. Anak-anak pada masa 90 an bisa sangat bahagia walaupun
hanya bermain karet gelang ataupun ranting yang patah dari pohon.
Oke sahabat, terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk mampir di harajawa. Jangan ragu untuk meninggalkan pesan ... !! (^_^v Mari Berteman.
Oke sahabat, terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk mampir di harajawa. Jangan ragu untuk meninggalkan pesan ... !! (^_^v Mari Berteman.
0 komentar:
Posting Komentar